Breaking News

Mudika Veronika Kaiwatu Jalan Kaki 15 Km Selama 8 Jam

Foto Robertus Rimawan - Mudika istirahat sejenak di Gereja Paroki Karombasan seleum melanjutkan perjalanan.



ALDI Manoppo (14) siswa SMP 13 Manado ini memiliki berat badan berlebih. Berbeda dengan anggota muda-mudi Katolik (mudika) lain yang masih fit diawal ziarah ini, Aldi terlihat susah payah. Keringat mengucur deras, kaus warna biru yang dikenakan bahkan basah dengan keringat tubuhnya. Namun ketika ditanya apakah ingin naik sepeda motor Aldi bersikukuh untuk tetap berjalan. 

Ia mengaku yakin bisa melalui ziarah ini dan berjalan dalam kelompoknya dengan tas ransel di punggung. Dua sepeda motor yang berjalan mengiringi kelompok untuk berjaga bila ada mudika yang tak kuat berjalan kaki, tak diindahkan oleh Aldi, ia tetap berjalan dan bisa sampai finis.

Sebuah gambaran tentang ziarah iman yang dilakukan. Ya untuk mengisi liburan mudika Stasi Santa Veronika Kaiwatu yang masuk wilayah Paroki Yesus Gembala Baik Paniki memiliki cara yang unik. Bukan sekedar mengisi iburan yang sifatnya hura-hura atau kegiatan yang tak jelas juntrungannya, mudika secara spontan mengadakan ziarah iman dengan jalan kaki dan melewati beberapa pemberhentian untuk ibadah. Dimotori Ketua Mudika Fransiskus Kamagi (Vindy) bersama pengurus dan Mantan Ketua Mudika Albertus Magnus Glen serta Koordinator Stasi Sri Budi Rahardjo, ziarah iman dilakukan Senin - Selasa (20-21/8/2012) mulai pukul 23.00 Wita.

Bukan hanya Aldi, anggota mudika lain yang memiliki usia paling muda, Jein Monoarfa (13), siswi SMP Don Bosco ini juga tak bersedia untuk naik sepeda motor. Dalam perjalanan ia juga tak mengeluh meski banyak anggota kelompok yang memilih untuk berhenti sejenak ketika kaki seolah sulit untuk digerakkan. bukan hanya Jein dan Aldi, semua anggota mudika berhasil menyelesaikan ziarah iman jalan kaki tanpa ada yang membonceng sepeda motor. Kesuksesan acara ini tak lepas dari bantuan mudika di lokasi pemberhentian seperti di Gereja Karombasan yang menyediakan tempat untuk beristirahat. Beberapa pengurus mudika paroki tersebut bahkan mengaku terinspirasi dengan kegiatan dari mudika stasi ini dan akan merencanakan kegiatan senada. Kemudian mudika Gereja Paroki Lotta yang juga menyediakan tempat untuk istirahat, membuka pintu gereja untuk ibadah sekaligus mengawal ziarah hingga selesai di Gereja Santo Antonius Kali.

Ziarah iman diikuti sekitar 30 anggota mudika stasi, berkumpul di rumah bapak Yoesmono kemudian menggunakan angkutan kota ke Gereja Katedral Manado, sebagai start awal ziarah iman. Ziarah dengan berjalan kaki dimulai dari Gereja Katedral kemudian menuju Gereja Paroki Karombasan, selanjutnya Gereja Paroki Lotta dan Terakhir Gereja Santo Antonius Kali yang dikenal dengan Air Terjun Kali. Jarak yang dilalui sekitar 15 kilometer dengan waktu tempuh 8 jam atau mulai pukul 23.00 Wita dan selesai pukul 06.00 Wita hari selanjutnya.

"Ini hanya kegiatan spontan, awalnya hanya bertemu para senior mudika lalu muncul ide bagaimana mengisi liburan para mudika, apalagi selama ini kegiatan mudika sangat jarang," kata Vindy. Kemudian berbekal ide beberapa orang kemudian dikoordinaskian dengan senior mudika kegiatan ini dirancang. Senin (20/8/2012) pagi undangan dibuat lalu siang hari undangan disebar sambil meminta izin pada masing-masing orangtua mudika. "Anehnya orangtua mendukung, kami mengira mungkin hanya sekitar 10 atau 15 mudika yang ikut, namun ternyata bisa capai angka 30-an," imbuh Vindy.

Hal senada juga disampaikan oleh Glen mantan Ketua Mudika yang juga ikut menyukseskan kegiatan ini. "Kami dalam memilih kegiatan harus berkualitas dan bisa dipertanggungjawabkan terutama pada orangtua mudika, sekali kita melanggar kepercayaan yang diberikan maka selanjutnya kegiatan mudika sulit maju karena tanpa dukungan orangtua. Maka saya tegaskan ini adalah ziarah iman jangan sampai menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan orangtua," katanya. Saat kegiatan berlangsung, terutama di lokasi finis kegiatan di Gereja Santo Antonius Kali bahkan ada satu orangtua mudika yang mengecek langsung kegiatan, mencari tahu apakah kegiatan tersebut berlangsung sesuai rencana sekaligus melihat kondisi anaknya. Orangtua tersebut mendukung penuh kegiatan ini.

Penulis yang mendapat kesempatan mengikuti ziarah tersebut merasakan ziarah iman jalan kaki merupakan hal yang berat. Bagi orang dewasa saja dibutuhkan keiklasan dan niat untuk menyelesaikan jarak tempuh yang jauh, apalagi mudika Stasi Veronika Kaiwatu yang memiliki anggota dengan variasi umur yang beragam, mulai dari remaja belasan tahun hingga kepala tiga diduga akan mengalami masalah beragam pula.

Senada, mudika Paroki Kali juga menyambut dengan sukacita, bahkan para anggota sudah stand by sejak malam harinya menyiapkan minuman hangat dan makanan ringan. Bersama peserta ziarah, mudika di Gereja Santo Antonius juga melaksanakan ibadah bersama kemudian sempat menjalin keakraban dengan saling berkenalan. Seusai ibadah sekitar pukul 8.00 Wita peserta menuju Air Terjun Kali untuk refreshing, dan kemudian pulang. Mudika Paroki Kali juga bersedia mengantar para peserta menuju lokasi jemputan di depan Makam Kyai Imam Bonjol.

Ziarah iman berjalan sukses, meski lelah dan para peserta sebagian besar merasakan pegal pada kaki namun hasilnya terbayarkan. Diawali dengan doa pribadi di Kapel JMJ depan Katedral Manado, para peserta mendapatkan ketenangan bersyukur dan mengucapkan permohonan dalam doa. Kemudian bagaimana mampu mengalahkan rasa lelah dan rasa nyaman yang biasanya didapatkan saat menuju lokasi jauh dimanjakan dengan kendaraan. Ada pula rasa percaya diri yang meningkat setelah bertemu mudika wilayah lain yang baru dikenal hingga kemampuan untuk membuktikan pada tiap mudika menyelesaikan tiap tanggung jawab yang dipikul. Rasa lelah yang dirasakan lunas terbayar dengan hasil yang didapatkan.

No comments