Breaking News

Kisah Jokowi dan Tukang Sapu hingga Terkemuka di Inggris

Joko Widodo berpose sebagai tukang sapu di Balekambang Solo saat masih menjabat sebagai Walikota Solo. (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)


ROBERTUSSENJA.COM
- Bicara tentang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) seolah tak ada habisnya. Kisah-kisah yang diceritakan orang lain dan terkemuka lewat media adalah nyata, jarang ada bumbu-bumbu yang berlebihan demi pencitraan. Satu contoh kisah tentang Jokowi yang terpaksa menyapu sendiri kantornya saat jadi Wali Kota di Solo. Saat itu Jokowi langsung mengambil sapu dan membersihkan kantornya karena tukang sapu yang biasanya belum datang.

Sementara menyapu dengan tergopoh-gopoh tukang sapu datang. Wajahnya pucat, terbayang di benaknya Jokowi akan marah dan memecat dia. Namun dengan santai Jokowi menanyakan alasan kenapa tukang sapu terlambat. Si tukang sapu berkata kalau anaknya sudah 5 hari ini sakit. Jokowi langsung memanggila ajudan dan sopirnya. Tukang sapu melanjutkan pekerjaannya menyapu.

Ternyata Jokowi menuju rumah si tukang sapu, lalu membopong anak tukang sapu yang sakit ke mobil untuk dibawa ke rumah sakit. Satu ajudan diminta kembali ke balaikota untuk menyampaikan ke tukang sapu kalau anaknya dibawa ke rumah sakit supaya nanti tak kebingungan mencari. Jokowi kemudian membawa ke rumah sakit ditemani sang sopir. Sementara ajudan yang memberi kabar pada tukang sapu harus kerepotan membopong tukang sapu karena pingsan. Tukang sapu tak kuat menahan haru atas rasa kemanusiaan Jokowi.

Itu baru sepenggal kisah tentang Jokowi. Ternyata keseharian Jokowi juga dilirik jurnalis asal Inggris. Jokowi kali ini nampang di 'The Independent' London, terbitan 27 Januari. Jokowi disamakan dengan "Mayor of London" Boris Johnson.

Seperti dilansir dari Kompas.com, berita berjudul "On the Road to Power - Meet Joko Widodo, Indonesia's very own Boris Johnson" ditulis koresponden "The Independent" James Ashton dari Jakarta. Berita itu menampilkan foto Jokowi sedang bersepeda menuju kantor gubernur.

Seperti halnya "Mayor of London" Boris Johnson yang juga selalu bersepeda ke kantornya di pinggir Sungai Thames yang membelah kota London, Jokowi juga telah mengeluarkan kebijaksanaan untuk para pegawai DKI Jakarta agar menggunakan sepeda, khususnya pada hari Jumat dalam upaya mengurangi kemacetan Jakarta yang dinilai semakin parah.

James Ashton menulis, Jokowi adalah gubernur Ibu Kota yang mempersiapkan diri menaiki tangga politik berikutnya. James Ashton yang bertemu banyak orang di Jakarta, percaya mantan Wali Kota Solo ini bisa menjadi presiden berikutnya di Indonesia.

Dalam tulisannya itu, James menceritakan bagaimana kegiatan Jokowi, suatu waktu, pada Jumat pagi. Dari rumah dinasnya, Jokowi mengayuh sepeda menuju Balaikota DKI Jakarta. Wartawan dan beberapa warga Jakarta setia mengikutinya.

Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta sejak 2012, yang mengayuh sepeda ke kantor dari rumahnya berusaha untuk melakukan sesuatu dengan membujuk lebih dari 10 juta penduduk kota dan membengkak menjadi 28 juta jika masyarakat pinggiran juga dihitung agar mereka tidak menggunakan mobil seperti dirinya, tulis James.

Tapi, karena dia adalah Joko Widodo atau Jokowi, maka perjalanan dengan menggunakan sepeda ke kantor telah menjadi acara tontotan bagi penduduk setempat dan wartawan yang mengikutinya sampai dia menghilang masuk ke dalam gedung putih.

James juga menyebut Jokowi tidak merasa keberatan menjadi pusat perhatian. Sang pengusaha furnitur yang masuk ke gelanggang politik sembilan tahun yang lalu itu mendapatkan reputasi sebagai "man of the people" setelah melakukan "blusukan" ke lingkungan termiskin di kota dan ke kantor-kantor pemerintah daerah.

Para pendukung berharap Jokowi akan menjadi calon presiden Indonesia tahun ini dan berpendapat bahwa ini adalah kesempatan terbaik negara itu untuk menanggulangi masalah endemik korupsi dan kemiskinan.

James menyamakan Jokowi dengan Boris Johnson. Disebutkannya, Boris mencoba untuk membangun kemuliaan Olimpiade London dengan proyek-proyek konstruksi baru dan masuknya investor internasional dan wisatawan, sedangkan Jokowi bergulat dengan Ibu Kota yang luas yang sudah membesar dengan sendirinya.
James juga mengutip ucapan Jokowi mengenai masalah Ibu Kota. "Masalah utama kami sekarang adalah kebutuhan dasar manusia, banjir, kemacetan lalu lintas, dan adanya kesenjangan antara kaya dan si miskin di Jakarta yang sangat luas," ujar Jokowi sebelum berangkat untuk shalat Jumat.

James menggambarkan Jokowi sebagai pria yang kurus dengan tatapan mata yang dalam, senang humor, dan suka melucu. "Saya beruntung bisa berbicara dengannya," ujar James. (*)

No comments