Breaking News

Kisah Sedih Atlet Sulut yang Terusir dan Terancam.....

Foto Istimewa - Pingkan Mandagi


ROBERTUSSENJA.COM
- Pingkan Mandagi atlet peterjun andalan Sulut tetap semangat dan berupaya mengharumkan nama Sulut di PON Riau, meskipun hingga saat itu atlet PON terancam tak bisa ikut mengingat dana PON minus Rp 11 miliar, Selasa (31/7/2012). Saat ditemui penulis di Gedung DPRD Sulut, Pingkan mengaku tak terlalu memikirkan persoalan tersebut, ia justru sedang konsentrasi agar bisa mencapai target terjun 100 kali agar bisa berlaga di PON Riau.

Ia pun meminta izin KONI agar bisa ikut latihan di Australia karena alat terbang lebih memadai. "Kalau sanggup bisa 9 kali terjun, kalau di Indonesia tak tercapai latihan di Jakarta dan Bandung latihan maksimal sehari satu kali saja sudah untung. Karena menggunakan pesawat milik angkatan udara dan semua provinsi nebeng latihan jadi seolah harus rebutan," ujarnya.

Berbeda dengan Australia dengan maksimal 9 kali terjun sehari bila badan fit dan efektif rata-rata 6 kali terjun untuk mengejar 100 kali terjun. Target terjun tersebut sifatnya wajib karena parasut sebelum dipakai apalagi untuk PON harus 100 kali terjun. "Kalau tidak, terpaksa pakai yang lama, padahal parasut itu sudah 8 tahun kedaluwarsa sudah dua kali PON, sudah tak layak dipakai. Ada 16 tambalan, tali putus 4 kali ini bukan tentang standar tapi masalah nyawa kita harus kejar target dengan parasut baru," imbuhnya.

Saat ini ada tiga yang sudah lolos untuk PON Riau nanti, ada satu yang masih pengadaan dan sebentar lagi parasut tersebut datang sementara dua parasut baru termasuk untuknya harus memenuhi target 100 kali terjun. "Mohon bantuan doa semoga semuanya lancar dan cuaca bagus sehingga target tersebut tercapai," jelasnya.

Seminggu Kemudian

Steven Liow, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Sulut bisa bernapas lega. Wajahnya tak setegang biasanya ketika berkali-kali sambangi DPRD Sulut yang seolah menjadi kantor keduanya. Ya beberapa kali Steven Liow harus mondar-mandir dari kantornya ke gedung wakil rakyat untuk proses pergeseran anggaran. Ia bahkan menganggap keberhasilan pergeseran anggaran total sebanyak Rp 7,9 miliar di Dinas Dikpora Sulut menjadi kado paling indah untuk ulang tahunnya, Selasa (7/8/2012).

Sekitar pukul 11.30 Wita Badan Anggaran DPRD Sulut menyetujui pergeseran anggaran semua SKPD satu di antaranya Dinas Dikpora. Pergeseran Anggaran resmi diketuk melalui Rapat Paripurna DPRD yang dihadiri Gubernur Sulut Dr Sinyo Harry Sarundajang, Muspida dan seluruh anggota DPRD.

Sebelumnya sebanyak 137 atlet Sulut dari 24 cabang olahraga terancam tak bisa berangkat untuk berlaga di PON Riau akibat perencanaan anggaran di kepemimpinan sebelumnya yang dituding menjadi penyebab utama. Steven Liow saat ditemui Tribun Manado pada kesempatan sebelumnya mengakui selama 4 bulan kepemimpinannya ini seolah menjadi ujian baginya dalam memimpin instansi yang menjadi ujung tombak keharuman nama Sulut di bidang olahraga.

Liow tak memungkiri seolah mendapat 'getah' dari kebijakan penganggaran di kepemimpinan sebelumnya yang mengancam atlet Sulut tak bisa berlaga di PON Riau, namun Liow mengaku akan berusaha memperbaikinya. Menurutnya ada tiga kesalahan yang telah dilakukan oleh Dikpora Sulut, pertama soal anggaran makanan tambahan bagi atlet yang dianggarkan senilai Rp 1,3 miliar namun terjadi kekeliruan dalam tender yang digelar menjadi Rp 2,5 miliar. Tender ini akhirnya bisa dibatalkan dan bahkan ada kesepakatan dengan pihak ketiga makan minum untuk atlet menjadi utang Dikpora Sulut yang nanti akan dibayarkan pada APBD Perubahan 2012, sehingga uang Rp 2,5 miliar bisa digeser untuk keberangkatan para atlet serta official.

Kesalahan kedua pada anggaran untuk lintasan atletik di Langowan Minahasa, pembangunan lintasan atletik di Minahasa juga terjadi pembengkakan sekitar Rp 500 juta untuk membangun pondasi awal karena banyaknya batu-batu dan halangan pengerjaan membengkak menjadi sekitar Rp 700 juta. Namun dana untuk pembangunan lintasan atletik total sekitar Rp 1,5 miliar bisa digeser dulu untuk tambahan keberangkatan para atlet ke PON Riau.

Kesalahan ketiga menurut Liow adalah terkait penginapan bagi para atlet Sulut di Hotel Yuta yang berujung pada pengusiran para atlet beberapa waktu lalu. Perencanaan anggaran yang kurang tepat membuat pembayaran kepada pihak hotel terlambat, bahkan Kadispora Sulut mengaku sempat hampir menggadaikan sertifikat tanah miliknya untuk menutup biaya agar tak terjadi pengusiran. Akhirnya kesalahan ini bisa diperbaiki, para atlet yang sedang dikarantina menuju PON Riau kini menginap di Hotel Aryaduta.

Selain Liow yang melakukan lobi agar pemilik Hotel Aryaduta bersedia menampung terlebih dulu para atlet, Gubernur Sulut Dr Sinyo Harry Sarundajang dikabarkan juga melobi langsung pemilik hotel James Riadi, petinggi jajaran Grup Lippo. Penginapan ini juga berhasil dilobi dan menampung para atlet dengan catatan pembayaran akan dilakukan pada APBD Perubahan 2012 yang dilakukan sekitar bulan Oktober.

"Ini bukan uang kecil bukan hanya ratusan juta tapi miliaran rupiah, namun untunglah bisa digeser, ini menjadi kado terindah di ulang tahun saya," ujar Liow. Total ada 250 perwakilan Sulut yang ikut dalam PON di Riau, terdiri dari 137 atlet, 38 pelatih dan 75 official (panitia, pengurus dan jurnalis). Liow mengaku tak muluk-muluk dengan target yang akan diraih Sulut, PON sebelumnya Sulut mendapatkan 14 medali emas, untuk PON di Riau ia juga menargetkan minimal 14 medali emas. Cabang-cabang yang ia unggulkan antara lain, terjun payung, anggar, bridge, tinju dan beberapa cabang lainnya. 

Bonus Atlet Diperjuangkan

Kepala Dikpora Sulut, Steven Liow seusai Rapat Paripurna Pergeseran Anggaran mengaku senang dengan pernyataan Gubernur Sulut yang akan memerhatikan atlet Sulut. Bukan hanya terkait fasilitas, bonus prestasi tiap tahun bahkan akan dianggarkan.

Meski sempat terjadi perdebatan dan atlet terancam tak bisa ikut di PON Riau namun akhirnya terselesaikan setelah diketuk Rapat Paripurna, ia optimistis atlet Sulut akan berprestasi. Beberapa poin anggaran seperti biaya makan minum atlet, penginapan atlet dan bonus bisa dipending sementara dan direalisasikan pada APBD Perubahan 2012, sementara uang saku atlet dan pelatih serta biaya untuk keberangkatan para atlet ke PON Sulut bisa dilakukan dengan menggeser anggaran total Rp 7,9 miliar.

Target sama seperti perolehan PON sebelumnya yaitu 14 medali emas. Terjun Payung menjadi satu ladang medali Emas untuk Sulut. Liow menargetkan cabang ini akan menghasilkan dua medali emas selain cabang lain seperti anggar, bridge, tinju dan sebagainya. Ia bahkan mengaku telah mengirim atlet terjun payung Pingkan Mandagi Cs untuk berangkat latihan di Australia, dengan anggaran total mencapai Rp 200 juta.

Sebelumnya Pingkan Mandagi kepada Tribun Manado mengaku harus berlatih di Australia agar bisa mengejar target latihan 100 kali terjun sebelum berlaga di PON Riau sebagai syarat dasar. Parasut lamanya sudah 16 kali tambalan, 4 kali tali putus dan sudah kedaluwarsa sehingga tak bisa dipakai lagi. Pingkan bahkan menyatakan ini terkait nyawa sehingga perlu parasut baru.

Akhirnya ada pengadaan parasut baru untuk tiga atlet yang berlaga, namun syaratnya parasut tersebut harus 100 kali terjun baru bisa digunakan dalam perlombaan. Sama sekali parasut belum pernah digunakan sehingga perlu terjun secara intensif. "Kami perlu ke Australia dengan pesawat khusus karena di sana sehari bisa terjun hingga 9 kali, efektif 6 kali. Bila nebeng angkatan udara di Bandung atau Jakarta berebut dengan kontingen lain sehingga bisa terjun sekali saja beruntung," katanya.

Ia meminta doa dari masyarakat Sulut agar bisa terjun dengan parasut barunya sebanyak 100 kali sebelum ikut PON di Riau. "Doakan cuaca bagus sehingga kami bisa kejar target," katanya.

Gubernur Sulut Dr Sinyo Harry Sarundajang melalui sidang paripurna mengakui telah terjadi banyak perbedaan pendapat dalam proses pergeseran anggaran dalam menunjang kebutuhan PON di Riau. Ia menilai hal tersebut sebagai dinamika demokrasi dan ia mengucapkan terima kasih pada Badan Anggaran DPRD Sulut yang telah bersinergi untuk menunjang kesuksesan Atlet menuju PON di Riau.

Ke depan ia mengaku akan makin memperhatikan para atlet yang telah berprestasi dan mengapresiasi keberhasilan, sebuah bentuk ucapan terima kasih pemerintah daerah. Melalui wawancara seusai Rapat Paripurna apa yang terjadi mulai dari perdebatan dan dinamika alot untuk atlet Sulut merupakan hal yang biasa. "Olahraga kita dulu belum masuk pergeseran kita geserkan untuk PON Sulut dan nanti masuk di perubahan ini biasa, sebuah mekanisme APBD," jelasnya singkat.

No comments