Breaking News

Nerobos Pagar dan....... Cita-citaku Pipis di Monas Kesampaian hehe

Oleh : Robertus Rimawan

Foto Robertus Rimawan - Ini Monas dan kereta yang keliling ga jelas haha.
ROBERTUSSENJA.COM - Keinginanku sederhana, ingin pipis di Tugu Monas Jakarta, hahahahahahaaaaa akhirnya kesampaian pada Rabu (8/2/2012) lalu. Mungkin ini keinginanku paling sederhana dari berbagai keinginan/ cita-cita yang kuukir di benak. Mulai cita-cita jadi presiden, artis, penyiar radio dan wartawan, dua poin terakhir sudah kesampaian tinggal presiden dan artis hehehe Ngimpiiiii.

By the way keinginan pipis ini mengingatkanku saat mendaki Gunung Merbabu beberapa tahun lalu saat masih mahasiswa di Universitas Mercu Buana Yogyakarta bersama rekan-rekan Persma Cakrawala. Untuk memotivasi sampai puncak Merbabu, keinginan untuk pipis dan (maaf) p*p aku tahan supaya sampai puncak. Pun demikian aku nyerah ga sampai puncak tertinggi, hanya puncak kedua kaki sudah terasa copot hmmmmmmm.

Kembali ke Monas. Keinginan untuk bisa pipis di sana sudah lama, tapi tak tahu kapan bisa realisasikan, padahal beberapa kali mampir Stasiun Gambir namun tak ada waktu luang untuk menyempatkan ke Monas. Katanya belum ke Jakarta kalau belum ke Monas, nah kebetulan ada waktu 10 jam di Jakarta bingung mau apa, akhirnya kumulai petualangan itu.

Dari Gambir, Monas sudah terlihat jelas, begitu keluar pintu belakang sudah dekat dengan kawasan Monas yang dibatasi pagar warna hijau. Beruntung setelah ngopi, penjualnya berbaik hati mau dititipin tas yang berisi pakaian. Nah mau masuk tanya pada penjual kopi, lewat mana?

"Tuh mas nerobos pagar aja," katanya santai.


Foto Robertus Rimawan - Ini dia penampakan pagar yang bisa diterobos masuk kawasan Monas.

"Loh emang masuk kawasan bayar ya bu?" Tanyaku.

"Enggak sih, tapi lewat situ lebih dekat dari pada muter kejauhan," jawabnya.

Baiklah (kataku dalam hati) akhirnya kumantapkan hati kupersiapkan diri, senam dulu (halah lebay). Ternyata jalan itu yang sering dilewati orang, pagar yang digergaji lalu dibengkokkan. Sekilas tak yakin apakah perutku yang gendut muat masuk, tapi setelah aku lihat ada yang memiliki tubuh tiga kali lipat dari aku bisa masuk hehe.

Asyikkk nerobos pagar.

Masuk kawasan Monas banyak tempat rendang (rendang? makanan kaleee) tempat rindang maksudnya, banyak yang gunakan tikar kemudian asyik ngobrol. Kereta di kawasan Monas juga menarik minat beberapa pengunjung, tak heran dari tadi kereta mondar-mandir gak jelas di dalam kawasan.

Mau masuk lewat mana?

Oh ada orang bawa kamera, pasti fotografer, dia sering ke sini pasti, trus aku tanya masuk ke dalam Tugu Monas lewat mana ya.

"Yah saya juga bingung ini saya sudah muter-muter kawasan beberapa kali kok belum nemu<" ujarnya sambil jalan-jalan kebingungan.

Hadeuh, ternyata sama.

Ahh harus tanya orang yang kerja di sini, aku tanya tukang kebun, efektif. Dia beri tahu jalan yang benar haha.

"Itu mas di dekat patung kuda, nanti ke kanan saja," ujarnya.

Ohhhh pantes, jalannya lewat bawah tanah, pintu utama yang langsung lewat depan ditutup pagar dengan terali yang lebih tinggi, tak ada nerobos-nerobos pagar lagi.

Wah jauh juga sampai ke tiket masuk gedung, bayar Rp 2500. Uang Rp 3000 tak ada kembalian, penjaga loketnya bilang wah maaf tak ada kembalian Rp 500. Ya sudah tak apa-apa cuma Rp 500 ini.

Sampai dalam gedung pertama yang dituju adalah toilet untuk merealisasikan cita-cita hahahahahahahaaa. Toilet cukup bersih dan huhhhhhhh lega, pipis yang kutahan tersalurkan seiring keinginan pipis di Monas.

Aku harus sampai puncak Monas. Bingung lewat mana, harus tanya pada orang yang tepat. Di dalam selain banyak anak-anak sekolah, ada juga anak-anak usia SMA yang praktek kerja lapangan (PKL) yang bisa jelasin. Ditunjukkan jalan, dan.....harus beli tiket naik ke atas, bayar Rp 7500. Ya gpp untuk bantu PAD lah. uang yang kuberikan Rp 8000, dan sama seperti loket masuk pertama, penjaga loket bilang, maaf tak ada kembalian.

Wah jadi sangsi ini, sepertinya memang modus untuk dapat tambahan penghasilan, mungkin nilai Rp 500 tak seberapa, tapi kalau pengunjung ratusan orang coba kalikan saja.

Sampai atas, wow (lagak ndeso) asyik juga. Mau gunakan teropong gunakan koin Rp 2000, beli satu saja banyak-banyak buat apa. Wah sayang ga ada sungai (siapa tahu ada yang mandi hahahahahaaa). pakai sebentar kok mati, waduh harus beli koin lagi? ternyata tidak, aku coba pencet tempat koin tanpa ada koinnya ternyata bisa hahahaaaa. Jadi ga perlu gunakan koin sudara-saudara, coba deh kalau gak percaya.

Foto Robertus Rimawan - Mengintip Gedung Mahkamah Konstitusi gunakan teropong.

Foto-foto sebentar minta tolong orang yang gak dikenal dan puassssssss. Thanks God cita-citaku kesampaian. Owh ya terima kasih buat Riri dari SMIP Teladan dan Arief Riyanto SMK 57 Jaksel yang dengan sabar jelaskan berbagai pertanyaanku tentang Monas. Mulai dari tinggi hingga jumlah anak tangga hehe. Ingin tahu tentang Monas dari struktur bangunan luas, tinggi tanya aja di mbah Google lebih lengkap, Salam Katrok. (*)

Foto tak tahu siapa nama yang motretin hehe - Ini penampakan saya bukti dah di Monas haha

2 comments:

  1. Hihihihihihi... bener2 orang katrokk XDDD
    But 'lucu' juga pengalamannya... Good ;)

    ReplyDelete