Breaking News

Berguru pada Anak Kecil

Kadang Tuhan memberikan pelajaran dari anak kecil agar kita paham dan bisa berubah - FOTO SHUTTERSTOCK


ROBERTUSSENJA.COM
- Penghujung tahun tak lepas deri hingar bingar lukisan api di angkasa. Sebuah perayaan meriah seluruh umat manusia. Ada yang merayakannya dengan rela merogoh kocek puluhan juta untuk kembang api, ada yang seneng menyendiri menyepi di dataran paling tinggi, ada juga yang khusuk berdoa di tempat ibadah.

Tak ada yang salah dengan semua pilihan, semua tergantung keinginan dan selera masing-masing. Mungkin kalau saya saat ini belum mampu untuk membeli satu paket kembang api berharga Rp 35 juta, toh pun kalau punya tak mungkin saya lakukan. Uang sebanyak itu bisa untuk mengembangkan diri, keluarga atau membantu orang lain.

Jadi lebih baik mencoba lihat ke langit karena saya yakin banyak yang berduit mau untuk membakar 'uang' demi lukisan api warna-warni di angkasa. Saya sendiri memilih untuk bercermin, bukan bercermin dalam arti denotasi melainkan sebaliknya. Mencoba melihat sisi-sisi jerawat kehidupan saya, menengok kebelakang atas langkah yang mungkin salah telah dilakukan. Tapi bukan hanya itu saja, Tahun 2013 menurutku banyak hal yang bisa dipelajari.

Berguru pada Anak Kecil

Rasanya tepat untuk bercermin pada anak kecil. Pernah mendengar kisah anak kecil yang rela bekerja keras untuk memberi makan ayahnya yang lumpuh? Di Cina hal ini sungguh-sungguh terjadi. Anak kecil berkeja keras demi menyambung hidupnya dan sang ayah yang lumpuh.

Saat pemerintah mengetahui dan memberikan penghargaan, sang anak hanya meminta ibunya untuk kembali. Ia ingin ibunya untuk pulang, ia mengatakan ibu tak usah khawatir akan hidup sekeluarga ia mampu untuk bekerja.

Kontan semua warga yang menyaksikan berurai air mata. Sungguh anak yang luar biasa, memiliki kasih sayang dan pengorbanan yang besar untuk keluarga. Ketika mendengar kisah anak kecil dari Cina, komentar saya sederhana,"wah saya malu, saya belum apa-apanya dibandingkan anak kecil itu".

Seperti tamparan yang keras, kadang meski telah berumur rasa untuk berkorban seolah luntur.Kadang Tuhan memberikan pelajaran dari anak kecil agar kita paham dan bisa berubah.

Penyesalan dan Maaf
Saat melewati waktu tak jarang kita pernah melakukan kesalahan. Saya yakin bila memiliki belati pasir waktu seperti di film Prince of Persia, anda pasti akan kembali ke masa lalu dan mencoba memperbaiki suatu hal yang keliru yang pernah dilakukan.

Ada ungkapan penyesalan selalu datang belakangan, kalau datang di awal disebut pendaftaran hehe. Penyesalan pasti pernah dirasakan setiap orang. Momen akhir tahun ini menjadi waktu tepat untuk mengkaji kembali. Masih adakah rasa penyesalan itu, apakah sudah diiklaskan seiring ungkapan permintaan maaf kita? Bila belum.....minta maaflah.

Apakah di tahun ini ada maaf yang belum tersampaikan. Ada maaf yang belum mendapat pengampunan? Malu, gengsi dan sungkan menjadi penghalang untuk kebesaran hati meminta maaf dan memaafkan.

Bersyukur

Bersyukur, menjadi kata yang tepat. Karena ketika menengok ke belakang, akan kita ingat bagaimana Tuhan menenun kita di rahim ibu menjadi janin yang berbentuk lalu dilahirkan dengan selamat ke dunia.

Bagaimana secara gratis udara menjadi berkah gratis yang kita terima tiap hari namun jarang kita sadari. Bagaimana kesehatan yang jarang kita syukuri padahal bila harus ke rumah sakit berapa biaya yang harus kita bayarkan. Masih banyak bagaimana-bagaimana lainnya yang akan mengingatkan kita akan arti pentingnya bersyukur.

Kesedihan dan Kebahagian
Sesuatu yang baik kadang tak datang bersamaan. Bisa jadi saat hari bahagia anda seperti saat ulang tahun anda sedang mengalami patah hati. Ditinggal pacar yang jatuh hati pada orang lain atau hal klise lainnya. Atau bisa juga keluarga jauh dan ini perayaan ultah pertama jauh dari keluarga.

Meski demikian ulang tahun tetaplah hari yang istimewa. Dalam 1 X 24 jam percayalah, anda tak mungkin mengalami hal yang selalu sama. Mungkin pagi tadi sedih, namun siangnya ada teman datang dan menghibur, atau tiba-tiba seseorang yang berarti menyapa anda.

Hari istimewa adalah hari istimewa. Kesedihan dan kebahagiaan selalu datang silih berganti. Masih ingat ungkapan tentang udara bersih dan segar hadir setelah badai usai? Hal itu juga berlaku, berlaku untuk kita.

Pohon Berbuah
Pernah mendengar ungkapan sebuah pohon dikenali dari buahnya?Ungkapan ini tak salah, mungkin bagi ahli tanaman tap perlu tahu buahnya dengan melihat daun dan batangnya saja bisa dikenali jenis dan nama tanaman tersebut. Namun bagi orang awam sulit mengenali pohon yang baru ditemui.

Jadi.....kita harus menghasilkan buah (baca: kebaikan) dan orang akan mengenal kita sebagai orang baik. Percayalah, hal-hal baik akan terjadi pada orang baik.

Tahun yang telah dilewati berapa hal yang terlupa untuk berbuat baik? Catat. Jangan lupa untuk melakukan di tahun yang akan datang.

Tentang kebaikan jadi ingat sebuah puisi yang saya suka muncul dari penyair terkenal WS Rendra tentang seorang anak yang kelaparan di samping gudang beras.

Puisi ini seperti sindiran keras terhadap kita yang kadang tak peduli seseorang yang kurang beruntung. Bahkan tak jarang kita masih mengeluh dengan sepatu yang kita miliki, mungkin kita merasa sepatu kita sudah ketinggalan zaman. Kita baru tersadar bahwa yang kita lakukan keliru setelah kita memakai sepatu yang kita anggap ketinggalan zaman di samping seseorang yang tak punya kaki.

Ironis, kita selalu saja tak bersyukur dengan apa yang kita miliki saat ini padahal ternyata apa yang kita miliki lebih baik dibanding yang lain.

Ratusan Anak Tangga

Pernahkan anda naik ratusan anak tangga? Kalau pernah tentu saat mendongak ke atas dan melihat banyaknya anak tangga yang dilewati tentu kita akan merasa ragu apakah kita bisa sampai bahkan sering dibarengi dengan keluhan.

Namun coba langkah berikut, ketika naik ratusan anak tangga lihat kaki kita, lihat urat kaki yang bergerak, lalu lihat tiap anak tangga yang kita lewati, kadang ada berbagai lumut yang menarik atau ornamen unik yang khas dimiliki tiap anak tangga secara alami.

Tak jauh beda dengan hidup, ketika kita tahu masih panjang perjalanan kita merasa ragu dan mungkin mengeluh namun berbeda ketika kita berusaha menikmati jejak-jejak kaki yang telah kita langkahkan. Sebuah proses yang layak dinikmati, setiap keringat yang mengucur, helaan nafas yang kadang berat, otot-otot tubuh yang tertarik perlu disyukuri.

Kematian

Meninggalnya Ricky Jo menyisakan kesedihan bagi keluarga, kerabat maupun fansnya. Masih ingat? Sesaat sebelum Ricky Jo meninggal karena sakit jantung, ia sempat menyebut nama Tuhan.

Masih banyak rencana yang ingin ia realisasikan namun takdir berkehendak lain, ia meninggal di usia yang terbilang muda. Kematian datang setiap saat, tak bisa direncanakan. Tak salah sebuah nasihat mengatakan bila ingin masuk surga berbuatlah seolah-olah sebentar lagi dipanggil Tuhan.

Artinya orang yang tahu akan dipanggil Tuhan akan memperbanyak ibadah, berbuat baik agar layak bersanding dengan Tuhan sebelum maut menghampiri. Beruntung, Ricky Jo sebelum tutup usia masih bisa menepati janjinya pada orangtua yakni mencat rumah.

Bagaimana dengan kita? Masih banyak janji yang harus kita tepati terutama janji pada kedua orangtua kita untuk bisa membuatnya tersenyum bahagia.

Seribu Kelereng

Saya mendapatkan renungan harian yang menarik dari seorang Pendeta yang mengirimkan broadcast BlackBerry Messenger yang bermanfaat dan memberikan inspirasi. Broadcast tersebut berjudul 1000 kelereng.

Jeffrey Davis menulis buku berjudul 1.000 Marbles (1.000 kelereng) karena tergugah ajakan seorang penyiar senior dalam acara radionya. Si penyiar mengajak para pendengar untuk selalu menata prioritas karena masa hidup manusia ada batasnya.

Jika seseorang hidup hingga usia 75 tahun, maka dikalikan dengan 52 (jumlah minggu dalam setahun), berarti orang itu memiliki 3.900 pekan yang bisa ia pergunakan dengan cara terbaik. Saat itu si penyiar sudah berusia 55 tahun.

Jadi, andai ia diberi hidup sampai usia 75, berarti ia tinggal punya 1.000 minggu lagi! Ia bergegas ke toko mainan. Membeli 1.000 kelereng. Lalu menaruhnya di toples kaca. Setiap minggu ia akan mengeluarkan satu kelereng dan membuangnya.

Sejak itu, berkurangnya kelereng di dalam toples memperingatkannya betapa ia harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Ia mesti menata prioritas hidup secara benar dan mengutamakan hal yang terpenting.

Prioritas menjadi kata kunci dalam kisah tersebut. Saat ini anda sedang berulang tahun, bila mengikuti langkah Jefrey kira-kira berapa kelereng yang tersisa? Kelereng-kelereng tersebut akan menjadi pengingat bahwa kita perlu prioritas.

Prioritas untuk bertumbuh kembang menjadi lebih baik, dari sisi materi maupun karakter dan kedewasaan. Namun juga prioritas untuk bisa membuat teman, sahabat, saudara, keluarga dan terutama orangtua kita tersenyum bahagia.

Dendam

Dendam bisa menjadi pondasi sebuah energi yang besar. Dendam bisa membuat sekelompok orang menyerbu Lapas dan membunuh empat orang tahanan.

Namun ada pula seseorang yang selalu diejek karena kemiskinannya karena dendam lalu berubah menjadi pengusaha yang sukses dan kaya. Dendam ia jadikan motivasi dan membalas dengan cara positif, yakni menunjukkan kalau ia mampu menjadi kaya. Jadi langkah mana yang Anda pilih untuk tahun depan?(*)

No comments