Breaking News

Natal Manado di Mata Cinta

Yesus dilahirkan dalam kesederhanaan dan keprihatinan, berselimut lampin kotor dan berteduh di kandang domba - ILUSTRASI SHUTTERSTOCK


Seorang anak kecil bernama Cinta bertanya kepada ayahnya, "Pa, Natal itu dengar musik keras sambil berjoget, ya?"

SANG ayah hanya tersenyum. Lalu anak itu menarik tangan ayahnya dan menunjuk. "Lihat Pa, itu Sinterklas, ya? Sinterklas bukan lagi pakai kereta terbang dengan kijang lucu, ya."

"Kata Papa, Sinterklas itu santun, Sinterklas itu menyenangkan, tapi Pa, Cinta jadi takut. Mata mereka membelalak. Pa, ada orang jatuh dipukul anggota rombongan Sinterklas, Pa. Cinta takut, Pa...."
Mobil dan motor meraung‑raung memenuhi jalan. Cinta kaget, ada yang lempar petasan.

"Pa, katanya Natal menyenangkan." Cinta lalu memeluk ayahnya. Sang ayah berjongkok, ia tersenyum, menyeka keringat di dahi Cinta, membelai rambut lalu berdiri dan membopongnya.
"Yuk, nak ke rumah oma dan opa kamu di desa. Papa tunjukkan Natal sebenarnya."

Jauh dari macetnya Kota Manado, jauh dari bisingnya kendaraan dan bunyi petasan atau sperak yang mengagetkan. Di sana ada oma dan opa yang selalu memberi keramahan dan pelukan hangat. Di sana ada lagu‑lagu Natal yang menenangkan bukan musik disko. Di sana burung‑burung pun terbang ceria, bercicit dan berkicau tentang suka cita tentang sejuknya udara, tentang indahnya alam dan hijaunya daun, hamparan sawah yang luas dan gemericik air sungai yang bersih.

Tak seperti kota yang tanahnya mulai ditanami gedung bertingkat dan udara berpolusi pekat, di desa ada kepedulian, dan senyuman tulus saudara‑saudara kita.
Cinta pun mengangguk, ia berada di gendongan Kasih, ayahnya. Kini Cinta dan Kasih menyambut Natal yang sederhana.


Kasih menunjukkan kepada Cinta. Natal kali ini tak ada baju baru, tak ada sepatu baru, gadget baru atau gemerlapnya pohon Natal yang harganya jutaan, tapi kebahagiaan yang sederhana.
Bukankah Yesus dilahirkan dalam kandang domba yang memprihatinkan, jauh dari glamour pesta yang mewah?


Sambut Natal dalam kehangatan keluarga, di rumah yang penuh kehangatan cinta - ILUSTRASI SHUTTERSTOCK

Jadi saatnya sambut Natal yang sebenarnya.
Selamat Natal, mari sambut Sang Juru Selamat dalam kesederhanaan.(*)

No comments