Langit Gelap......Yesus Berkata....Selesai Sudah
Oleh : Robertus Rimawan
ROBERTUSSENJA.BLOGSPOT.COM - Pengalaman religi tiap orang berbeda, perasaan teduh dan menyatu dalam sebuah momen memiliki kesan tersendiri bagi tiap orang. Momen Ibadat Jumat Agung di Manado penulis merasakan hal demikian, Jumat (6/4/2012) pukul 15.00 - 17.30 Wita di Gereja Hati Tersuci Maria Katedral Manado. Ibadat Jumat Agung bagi umat Katolik adalah untuk mengenang sengsara Yesus disalib berjalan khidmat. Ibadat ini merupakan tahap kedua rangkaian dari Tri Hari Suci (Kamis Putih, Jumat Agung dan Paskah).
Saat itu kondisi alam lain dari biasanya, seolah cuaca demikian mudah berubah, sempat terik matahari muncul di sela-sela awan namun kemudian berubah menjadi mendung dan gelap. Ketika waktu menunjukkan pukul 16.30 Wita, langit sempat menjadi gelap. terutama di akhir-akhir penyajian kisah sengsara saat pemeran Yesus berkata 'Aku haus', langit Manado menjadi gelap.
Lebih kurang 5 menit langit gelap oleh mendung, apalagi dengan untaian kalimat yang dilagukan : 'Di situ tersedia tempayan penuh cuka. Maka seseorang mencelupkan sebuah bunga karang ke dalamnya dan menancapkannya pada sebatang tongkat, lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah mencicipi cuka itu, Yesus berkata : Selesailah sudah'.
Suasana hening, umat berlutut, langit mendung selama beberapa saat.
Namun, seusai penyajian Kisah Sengsara Yesus beberapa saat kemudian langit menjadi cerah, cahaya matahari tersembul di balik awan.
Bagi sebagian orang hal ini merupakan kebetulan namun bagi sebagian lainnya alam mengikuti kekhusukkan umat dan mengikuti ritme yang sama, menyajikan perasaan duka.
Ketika itu, ratusan umat memadati dalam gereja, tenda sayap sebelah kanan, kiri dan depan gereja, bahkan puluhan umat berdiri dan duduk di bangunan seberang jalan gereja. Pastur Paroki Wens Maweikere memimpin Ibadat Jumat Agung didamping Pastur Novri Korompis dam Pastur Revi Tanod yang dikenal pula sebagai Rektor Universitas Katolik De La Salle Manado. (*)
 |
| Ist - Pengalaman religi di momen Ibadat Jumat Agung |
ROBERTUSSENJA.BLOGSPOT.COM - Pengalaman religi tiap orang berbeda, perasaan teduh dan menyatu dalam sebuah momen memiliki kesan tersendiri bagi tiap orang. Momen Ibadat Jumat Agung di Manado penulis merasakan hal demikian, Jumat (6/4/2012) pukul 15.00 - 17.30 Wita di Gereja Hati Tersuci Maria Katedral Manado. Ibadat Jumat Agung bagi umat Katolik adalah untuk mengenang sengsara Yesus disalib berjalan khidmat. Ibadat ini merupakan tahap kedua rangkaian dari Tri Hari Suci (Kamis Putih, Jumat Agung dan Paskah).
Saat itu kondisi alam lain dari biasanya, seolah cuaca demikian mudah berubah, sempat terik matahari muncul di sela-sela awan namun kemudian berubah menjadi mendung dan gelap. Ketika waktu menunjukkan pukul 16.30 Wita, langit sempat menjadi gelap. terutama di akhir-akhir penyajian kisah sengsara saat pemeran Yesus berkata 'Aku haus', langit Manado menjadi gelap.
Lebih kurang 5 menit langit gelap oleh mendung, apalagi dengan untaian kalimat yang dilagukan : 'Di situ tersedia tempayan penuh cuka. Maka seseorang mencelupkan sebuah bunga karang ke dalamnya dan menancapkannya pada sebatang tongkat, lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah mencicipi cuka itu, Yesus berkata : Selesailah sudah'.
Suasana hening, umat berlutut, langit mendung selama beberapa saat.
Namun, seusai penyajian Kisah Sengsara Yesus beberapa saat kemudian langit menjadi cerah, cahaya matahari tersembul di balik awan.
Bagi sebagian orang hal ini merupakan kebetulan namun bagi sebagian lainnya alam mengikuti kekhusukkan umat dan mengikuti ritme yang sama, menyajikan perasaan duka.
Ketika itu, ratusan umat memadati dalam gereja, tenda sayap sebelah kanan, kiri dan depan gereja, bahkan puluhan umat berdiri dan duduk di bangunan seberang jalan gereja. Pastur Paroki Wens Maweikere memimpin Ibadat Jumat Agung didamping Pastur Novri Korompis dam Pastur Revi Tanod yang dikenal pula sebagai Rektor Universitas Katolik De La Salle Manado. (*)
No comments