Breaking News

'Para Penjudi' Kumpul di Manado

Oleh : Robertus Rimawan


Foto Robertus Rimawan - Pementasan ini cukup melegakan dahaga penikmat teater di Manado


ROBERTUSSENJA.COM, MANADO - "Tim Reskrim Polres Bolmong berhasil menangkap tersangka judi toto gelap (togel) di Kelurahan Gogagoman, Kotamobagu, Jumat (30/3). Kali ini, polisi menangkap lima tersangka yang dua di antaranya adalah ibu rumah tangga (IRT). Polisi menyamar jadi kurir untuk menangkap para penjudi.....".

Demikian merupakan cuplikan berita teraktual terkait judi yang berhasil digagalkan pihak kepolisian. Berita semacam ini bahkan sudah ratusan kali terdengar, bahkan ibu rumah tangga pun ikut-ikutan mengadu nasib untuk meningkatkan penghasilan lewat judi.

Keprihatinan atas realitas di masyarakat membuat Komunitas Walek@fi-ESA mengangkat 'Para Penjudi' sebuah kisah asal Rusia yang diangkat ke pementasan teater. Sekaligus untuk menggiatkan kembali seni teater yang seolah tenggelam, Sabtu (31/3/2012).

Selama ini Kota Manado miskin dengan pertunjukan Teater. Dua tahun lalu teater kampus masih eksis namun selepasnya seolah sepi dengan pertunjukan yang sarat dengan pembelajaran ini.

Komunitas Walek@fi-ESA, mencoba ubah kondisi ini. Melalui momen Hari Teater Sedunia 2012 mereka mementaskan lakon berjudul "Para Penjudi" karya Nikolai Gogol di Gedung Pinkan Matindas, Sario, Manado, pada Jumat dan Sabtu (30 & 31/3) mulai pukul 19.00 Wita.

Meski tampak sia-sia karena seolah mencoba hidupkan mayat yang sudah terkubur, Walek@fi-ESA tak putus asa.
'Mayat' berteater akan dibangkitkan dengan usaha ini.

"Lihat saja bagaimana respon penonton, tak sebanyak pertunjukan lain. Tapi ini merupakan usaha untuk geliatkan gairah teater di Sulut," kata Eric MF Dajoh Jumat malam kepada Tribun Manado.

Eric mencoba menghidupkan gairah teater dengan pementasan di Bitung sebanyak 4 kali dan di Manado 2 kali.
Pementasan di Bitung pada 23-27 Maret 2012 di Gedung Kesenian Bitung kemudian dilanjutkan di Manado.

Ia menilai Hari Teater sedunia tak pernah dirayakan maka ia harap dengan upaya Sulut makin meriah dengan kehadiran mereka. Bahkan ada rencana akan membuat program 3 bulanan dengan pemain-pemain dari berbagai wilayah, mulai anggota-anggota komunitas teater kampus, maupun teater di beberapa daerah.

Komunitas Walek@fi-ESA terdiri dari kelompok-kelompok teater antara lain Sanggar Teater TANGKASI Bitung, BALAITeater, Teater KARANGMANTRA Manado, Teater TITIKTERANG Tahuna, Tetaer BUKIT BERBUNGA Amurang, Teater NADI Manado, dan Teater Euvangelion Manado.

Ia mengakui dalam pertunjukan teater ini bahasa khas Manado digunakan untuk mendekatkan kisah dari pengarang Nikolai Gogol dalam tradisi Rusia di wilayah Bumi Nyiur Melambai.

Judul 'Para Penjudi' dipilih karena dekat dengan masyarakat. Beberapa setting bar atau hotel di Rusia dikemas dengan ala Manado.

Sama seperti Nikolai Gogol yang selalu memberikan kritikan melalui karyanya pada aristokrat, borjuis dan masyarakat Rusia, Eric juga ingin melakukan hal sama.

Ia memilih cerita berpaham realisme karikatur agar makin dekat dan menghibur. Sehingga penonton terhibur dengan kocaknya kisah yang ditampilkan sekaligus mendapatkan makna dari cerita.

"Kalau terlalu serius apalagi dengan penonton sangat terbatas kita bisa mengemas kritik menjadi tontonan menarik. Biarkanlah penonton menilai apakah berjudi itu baik atau tidak," katanya.

Awalnya 'Para Penjudi' mewakili sebuah karakteristik rakyat Rusia yang saat itu marak dengan perjudian, bahkan menjadi pilihan hidup di masyarakat. Hal senada seolah terjadi dan menjadi tradisi di Sulut. Apalagi dengan banyaknya berita mengenai penangkapan polisi terhadap para penjudi. Makanya judul ini dipilih agar memberikan gambaran pada masyarakat tentang berjudi.

Kisahnya unik, karakter dari tokoh yang beragam membuat penonton tergelak. Tokoh utama cerita seorang penjudi kelas kakap akhirnya terbujur kaku setelah mengetahui ia sudah ditipu. Akhir cerita yang sedih dan memberikan makna mendalam : berjudi tak bisa membuat oarng menjadi kaya, justru sebaliknya.....sengsara.

Foto Robertus Rimawan - Artistik yang menarik menjadi magnet menonton pertunjukan ini.

Eric mencoba membawa karya Nikolai Gogol dengan atmosfir Manado.
Beberapa bahasa yang digunakan bahkan tak lupa mencomot beberapa kosakata Manado. Penonton kontan tergelak setelah kalimat umpatan khas Manado terdengar ketika seorang penjudi kalah.

Setting cerita sebuah hotel juga sangat rapi. Bartender, meja hotel untuk penjudi sangat menarik. Penonton seolah dibawa di dalam sebuah hotel. Demikian pula dengan tata lampu, penggunaan lampu yang warna warni serta pengaturan redup dan terang pas dengan suasana yang ditampilkan.

Eric juga mampu memanfaatkan musik akustik untuk membawa suasana yang tepat. Musik seolah menyatu dengan alunan cerita. Pemusik ditampilkan di samping panggung sehingga penonton mampu melihat sosok pemusik.

Musik yang digunakan gitar, gitar keroncong, sello dan jimbe. Para pemain teater bahkan kadang request musik, jadi kadang musik menjadi pengiring cerita tapi kadang menjadi bagian cerita.

Menonton 'Para Penjudi' sajian Komunitas Walek@fi-ESA mengasyikkan, para pemain mampu menampilkan karakter dengan baik. Bahkan cara bicara, karakter dan tipu muslihat yang muncul seolah menggambarkan kehidupan sehari-hari.

Sajian menarik dan menghibur, cukup mampu redakan kepenatan aktivitas kerja sehari-hari, meskipun ada pemain yang sempat lupa kalimat yang diucapkan namun secara keseluruhan sangat menghibur. Selamat berkarya dan berteater. (*)

No comments