Breaking News

Satu Motor, Empat Baju dan Rp 400 Ribu, Lang Sinus Keliling Indonesia

Oleh : Robertus Rimawan

Foto Robertus Rimawan - Lang Sinus (duduk di motor) keliling Indonesia
ROBERTUSSENJA.BLOGSPOT.COM - SEPERTI berjalan di tebing yang curam dengan menutup mata, perumpamaan tersebut tepat disematkan pada sosok Liberius Lang Sinus (35). Pria lajang asal Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan keterbatasan pria yang suka dipanggil Bung Sila ini nekat keliling Indonesia, hanya bermodal tekad yang kuat dan kecintaannya terhadap Indonesia. Ketika bertandang ke Tribun Manado, Selasa (17/4), senyumnya mengembang dan seolah tak pernah lepas wajah lelahnya. Ya ia telah melewati 27 provinsi di Indonesia, itu bukanlah jarak tempuh yang pendek.

Pria yang tinggal di Maumere, Kabupaten Sika ini mengawali perjalanannya di NTT 1 Oktober 2011 dilepas oleh Bupati Ende Drs Don Bosco Wangge didampingi Dandim 4602 Ende, Letkol Frans Thomas. Dari NTT ia menuju barat ke NTB, Bali, Jawa, Sumatera, Sabang, Batam, Bintan, Bangka, Belitung, Kalimantan, dan Sulawesi. Di Pulau Sulawesi ia dari Mamuju, Makassar, Buton, Malele, Posok, Palu, Gorontalo, Kotamobagu dan Manado. Sulawesi Utara merupakan provinsi ke 28 yang ia kunjungi.

Orang lain keliling Indonesia mungkin menyiapkan banyak bekal dan persiapan, namun bukan untuk Lang Sinus, ia hanya membawa baju empat buah, empat celana dan dua buah sepatu.Uang di kantong saat berangkat Rp 400 ribu dengan sepeda motor merek Honda Supra Fit X nomor polisi DH 2557ZA keluaran tahun 2008.
"Ini bukan touring semata, misi saya kampanye Pancasila Sakti, karena selama ini Pancasila telah dilupakan," ujarnya.

Lang Sinus mengaku kecewa pelajaran tentang Pancasila tak mendalam diberikan pada anak-anak seperti pada masanya, bahkan ia menemui banyak anak yang tak hafal butir-butir Pancasila. Ia kemudian menunjukkan rekaman video seorang anak asal Kalimantan kelas 5 SD bahkan tak tahu apa itu Pancasila. Ia sudah keliling sebanyak 60 sekolah dasar (SD) dan bertemu sekitar 2 ribu anak. "Saya masuk kelas dan mengenalkan anak-anak tentang Pancasila, tak hanya di kelas saat di luar kelas pun saya bertemu dengan sekelompok anak, saya berdiskusi tentang Pancasila," jelasnya.

Bila dibandingkan pendidikan Pancasila dulu dan sekarang, lebih baik dulu, karena setiap anak di angkatannya kelas 3 SD saja sudah hafal Pancasila. Ia khawatir Pancasila ke depan tak dikenal anak-anak padahal itu dasar negara dan dasar-dasar hidup yang menyatukan Indonesia. Lang Sinus menciptakan yel-yel khusus untukmenarik hati anak-anak.

Perjalanannya yang panjang menyimpan segudang cerita unik, uang Rp 400 ribu dulu sebagai modal awal berangkat bahkan kini tak berkurang. Saat berkunjung di Tribun Manado ia mengaku uang Rp 400 ribu masih utuh di kantong. "Ternyata masih banyak orang baik di Indonesia, saya diberi makan, dibelikan bensin, diobati saat kecelakaan, dibantu, semuanya dilakukan oleh orang yang tidak saya kenal," imbuhnya.

Ia mengaku heran rata-rata setiap berada di pompa bensin, ada saja orang yang membelikannya bensin. Demikian pula saat ia kehabisan uang, ia hanya memiliki uang Rp 1000, ia nekat masuk warung. "Saya bilang pada pemilik warung, ibu - bapak saya sedang keliling Indonesia, saya hanya memiliki uang Rp 1000, bisakah saya membeli nasi dengan uang segini," katanya. Tak disangka pemilik warung langsung memberinya satu piring nasi, sayur plus lauk ayam, gratis, bahkan dibungkuskan satu untuk bekal perjalanan. Ia tak percaya ternyata masih banyak orang baik, pengalaman tersebut ia dapatkan di Palembang dan Medan.

Keyakinannya akan ungkapan hal-hal baik akan terjadi pada orang baik ternyata terbukti, sepanjang perjalanan Lang Sinus mendapatkan banyak pengalaman baik yang tak terkira. Berdasar catatan jurnalis di media online Kompas.com, Lang Sinus sebelum pergi berkeliling Indonesia ia bahkan telah menjadi relawan kemanusiaan. Lang Sinus menjadi koordinator untuk penggalangan dana bagi 720 warga dari 180 kepala keluarga transmigran di Unit Pelaksana Teknis Daerah Transmigrasi Uluwae, Kecamatan Bajawa Utara, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur.

Berdasarkan berita tersebut, warga yang telah menderita kelaparan sejak Juni 2011 akhirnya bisa dibantu sekitar bulan September 2011. Lokasi transmigrasi tersebut saat itu tidak dapat ditanami karena gersang, kurang hujan, dan tidak ada aliran sungai. Lang Sinus menggalang dana dengan meminta bantuan ke seluruh rekan atau kerabat dnegan mengirim pesan pendek agar menyumbangkan beras satu gelas dan terkumpul hingga diuangkan sebesar Rp 10,8 juta dan bisa digunakan untuk membantu desa tersebut.

Pengalaman kemanusiaan tersebut yeng memperkuat tekadnya untuk berkeliling Indonesia, ia berusaha melakukan banyak hal baik di setiap perjalanan yang ia lewati. Perjalanan ini belum usai, ia masih harus melewati 5 provinsi lagi hingga misi untuk memperkuat pemahaman akan Pancasila selesai di 33 provinsi. Ia yakin mampu menyelesaikan misinya demi generasi mendatang yang lebih baik. BERSAMBUNG (robertus rimawan)

No comments