Breaking News

Ini 'Kampung Halaman' Coelacanth dan Duyung

Oleh : Robertus Rimawan
Istimewa - Coelacanth

ROBERTUSSENJA.COM - Coelacanth, ikan purba yang lebih dikenal sebagai Raja Laut sering menjadi buruan para peneliti karena ikan yang seharusnya sudah punah selama jutaan tahun lalu justru banyak ditemukan di perairan Manado. Dr John Tasirin Dosen Program Studi Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado telah melakukan pengamatan dan menemukan sebuah desa yang memiliki kekayaan hayati laut yang lebih dibanding pesisir desa lainnya.

Pria yang juga mengelola Laboratorium Konservasi Biodiversitas Unsrat ini bahkan mengatakan Ikan Raja Laut banyak ditemukan di perairan dekat di desa tersebut. Desa tersebut merupakan desa di pesisir pantai, bernama Desa Poopoh, Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa.

"Warga di sana nelayan, bahkan sebagian besar mereka tahu lokasi untuk menangkap ikan coelacanth, bagaimana caranya, dengan alat apa, kedalaman berapa dan apa umpannya," kata John. Cara tersebut diketahui para nelayan di Desa Poopoh karena seringnya ikan tersebut ditangkap bila menggunakan teknik tersebut.

Ia tak bisa menyebutkan jumlah pasti ikan purba di perairan dekat Desa Poopoh, karena perlu riset mendalam, namun dari berita yang tersebar di kalangan nelayan, spesies Raja Laut tersebut banyak ditemukan. "Para nelayan tak menangkap ikan ini, karena dulu pernah ada yang menangkap lalu mengonsumsi, akhirnya mencret-mencret (diare)," jelasnya. Menurut John keputusan nelayan di Desa Poopoh tidak menangkap ikan bukan hadir dari kesadaran bahwa ikan ini ikan purba yang perlu dilindungi namun karena alasan kesehatan tadi. Ia khawatir bila tak ada program penyadaran bagi nelayan ikan-ikan tersebut terancam keselamatannya.

Selama ini belum ada peneliti yang melakukan penghitungan jumlah ikan purba yang ada di perairan dekat Desa Poopoh, ke depan bagus bila telah dilakukan penghitungan sehingga ada upaya untuk penyelamatan. Perairan di dekat Desa Poopoh sebagian masuk bagian konservasi Taman Laut Bunaken, namun menurutnya perlu ada perhatian khusus bagi perairan dekat Desa Poopoh karena keanekaragaman hayati laut di dalamnya.

Secara ilmiah Coelacanth menurut Johny hadir di masa Devonian masa yang berjarak waktu ratusan juta sebelum masa Jurassic, masa yang dikenal dengan kehadiran reptil raksasa yaitu dinosaurus. "Bayangkan saat pertama ikan Coolacanth ditemukan hidup sekitar tahun 1930-an di Afrika dunia gempar, harusnya ikan ini punah karena hidup sebelum masa dinosaurus, sedangkan dinosaurus telah punah," jelasnya. Devonian masuk pada sub masa Paleozoic yaitu 540 juta - 245 juta tahun yang lalu sedangkan Jurassic merupakan sub dari masa Mesozoic yang hadir pada 245 juta - 66,5 juta tahun yang lalu.

Dosen Unsrat ini bahkan menganggap perairan dekat Desa Poopoh layak disebut sebagai Devonian Park karena masih adanya eksitensi ikan purba juga aneka ragam ikan lainnya. Menurut John ikan-ikan yang berada di perairan Desa Poopoh sangat lengkap, semua ikan di laut hampir ada di sini. Ikan Duyung (Dugong Dugon) misalnya, ikan ini juga sering dijumpai di Desa Poopoh. Masyarakat juga tak memburu ikan ini, alasan hampir mirip dengan Ikan Raja Laut bukan karena kesadaran bahwa ikan tersebut dilindungi namun karena ada suatu kejadian.

"Pernah nelayan akan memasak ikan tersebut, namun saat dikuliti ekor dan sirip mirip dengan jari-jari manusia akhirnya diurungkan niat untuk memasak. Mitos yang beredar ikan tersebut berasal dari sosok wanita yang dikutuk. Mitos ini yang melindungi keberadaan ikan tersebut di Desa Poopoh," imbuhnya.

Selain Ikan Raja Laut dan Duyung, John mengklaim di Desa Poopoh dijumpai juga ikan hiu loreng, lumba-lumba, dolfin, penyu, berbagai macam ikan coral bahkan ikan paus. Ia menilai Desa Poopoh merupakan desa yang dikelilingi kekayaan luar biasa dan harus diupayakan pelestariannya. Bahkan bila perlu diupayakan pengembangan menjadi desa wisata atau ekowisata, wisata yang mengedepankan pelestarian ekologi. Bila desa ini telah tersosialisasikan kesejahteraan masyarakat tentu akan meningkat dan kesadaran akan pelestarian lingkungan juga tinggi.

Desa Poopoh hanya membutuhkan transportasi darat sekitar 45 menit dari Manado, lokasi desa berada dekat dengan Cagar Alam Manembo-nembo dan memiliki air terjun kecil. Beberapa hal tersebut bisa menjadi pendukung desa ini menjadi desa wisata.

No comments