Nih Bedanya Transportasi di Thailand dengan Indonesia
Oleh : Robertus Rimawan
ROBERTUSSENJA.COM - Pariwisata Indonesia tak kalah dengan luar negeri satu di antaranya soal keunikan budayanya, dengan negara tetangga Thailand misalnya. Thailand juga dikenal memiliki keunikan budaya baik dari sisi arsitektur bangunan maupun tari-tarian. Namun ada beberapa keunggulan yang menjadikan Thailand banyak dikunjungi wisatawan asing. Satu di antaranya kemudahan fasilitas transportasi dan harganya yang standar serta terjangkau.
Bernadeta Danti (22), seorang mahasiswi semester VIII, FISIP Universitas Atmajaya Yogyakarta ini merasakan berbagai kemudahan di Bangkok, Thailand, Kamis (1/12/2011). Kepada penulis melalui pesan singkatnya di BlackBerry Mesengger ia mengatakan Bangkok merupakan kota yang indah. Menurutnya rugi kalau tidak dikunjungi. "Wah jalan-jalan di sini lebar dan kendaraannya tidak padat, beda dengan beberapa kota besar di Indonesia yang padat," ujarnya.
Ia saat ini berada di Phetchaburi City yang merupakan ibukota Provinsi Phetchaburi, dan terletak sekitar 75 mil barat daya Bangkok. Menurut Bernadeta Kota Pethchaburi memiliki keunggulan dari bangunan-bangunan tua yang unik. Sesuai dengan catatan wisata, kota ini merupakan sebuah pemukiman tertua di Thailand. Banyak ditemukan kuil di dalam dan sekitar pusat kota dan pasar.
Baru sehari di kota itu Bernadeta merasakan kenyamanan dan kemudahan, dari bandara contohnya, bila di Indonesia di beberapa bandara taksi sudah memasang tarif tertentu. Misalnya di Bandara Hasanudin, penumpang yang akan menggunakan taksi sudah dipatok harga. Jauh maupun dekat dengan area tertentu minimal Rp 100 ribu. Argometer tak digunakan, sementara di Thailand taksi menggunakan argo dengan tarif yang relatif murah.
"Buka pintu saja 35 bath (satu bath kira-kira Rp300) dan argonya jalan lama, saya sampai di kediaman total hanya habis Rp 90 ribu," jelasnya.
Ia berandai-andai bila kota-kota besar di Indonesia menerapkan hal tersebut tentu memudahkan wisatawan dan menarik wisatawan untuk datang. Selain itu jalan-jalan yang luas membuat menurut Bernadeta menjadikan kendaraan leluasa untuk bergerak, jarang terlihat kemacetan. Ia membandingkan dengan Jakarta yang cenderung macet parah dan sumpek.
Beberapa moda transportasi lain, seperti kereta cepat, maupun bis yang sudah terjadwal tepat waktu menjadikan Thailand merupakan surga para wisatawan. "Andai saja Indonesia memiliki layanan transportasi seperti di sini," ujarnya. Ia belum bisa bercerita banyak karena baru satu hari injakkan kaki di Negeri Gajah, ia yakin setelah beberapa hari akan banyak perbedaan dan bisa menjadi bahan evaluasi bila dibandingkan dengan kondisi Indonesia.
 |
| Foto chattyhousewife.blogspot.com - Monorail di Thailand. |
ROBERTUSSENJA.COM - Pariwisata Indonesia tak kalah dengan luar negeri satu di antaranya soal keunikan budayanya, dengan negara tetangga Thailand misalnya. Thailand juga dikenal memiliki keunikan budaya baik dari sisi arsitektur bangunan maupun tari-tarian. Namun ada beberapa keunggulan yang menjadikan Thailand banyak dikunjungi wisatawan asing. Satu di antaranya kemudahan fasilitas transportasi dan harganya yang standar serta terjangkau.
Bernadeta Danti (22), seorang mahasiswi semester VIII, FISIP Universitas Atmajaya Yogyakarta ini merasakan berbagai kemudahan di Bangkok, Thailand, Kamis (1/12/2011). Kepada penulis melalui pesan singkatnya di BlackBerry Mesengger ia mengatakan Bangkok merupakan kota yang indah. Menurutnya rugi kalau tidak dikunjungi. "Wah jalan-jalan di sini lebar dan kendaraannya tidak padat, beda dengan beberapa kota besar di Indonesia yang padat," ujarnya.
Ia saat ini berada di Phetchaburi City yang merupakan ibukota Provinsi Phetchaburi, dan terletak sekitar 75 mil barat daya Bangkok. Menurut Bernadeta Kota Pethchaburi memiliki keunggulan dari bangunan-bangunan tua yang unik. Sesuai dengan catatan wisata, kota ini merupakan sebuah pemukiman tertua di Thailand. Banyak ditemukan kuil di dalam dan sekitar pusat kota dan pasar.
Baru sehari di kota itu Bernadeta merasakan kenyamanan dan kemudahan, dari bandara contohnya, bila di Indonesia di beberapa bandara taksi sudah memasang tarif tertentu. Misalnya di Bandara Hasanudin, penumpang yang akan menggunakan taksi sudah dipatok harga. Jauh maupun dekat dengan area tertentu minimal Rp 100 ribu. Argometer tak digunakan, sementara di Thailand taksi menggunakan argo dengan tarif yang relatif murah.
"Buka pintu saja 35 bath (satu bath kira-kira Rp300) dan argonya jalan lama, saya sampai di kediaman total hanya habis Rp 90 ribu," jelasnya.
Ia berandai-andai bila kota-kota besar di Indonesia menerapkan hal tersebut tentu memudahkan wisatawan dan menarik wisatawan untuk datang. Selain itu jalan-jalan yang luas membuat menurut Bernadeta menjadikan kendaraan leluasa untuk bergerak, jarang terlihat kemacetan. Ia membandingkan dengan Jakarta yang cenderung macet parah dan sumpek.
Beberapa moda transportasi lain, seperti kereta cepat, maupun bis yang sudah terjadwal tepat waktu menjadikan Thailand merupakan surga para wisatawan. "Andai saja Indonesia memiliki layanan transportasi seperti di sini," ujarnya. Ia belum bisa bercerita banyak karena baru satu hari injakkan kaki di Negeri Gajah, ia yakin setelah beberapa hari akan banyak perbedaan dan bisa menjadi bahan evaluasi bila dibandingkan dengan kondisi Indonesia.
No comments