Breaking News

Ayah Anggi di RS Polri Hingga Tengah Malam



Capture Video Youtube - Steven Kamagi seorang korban asal Manado tampak di tayangan video yang diunggah di youtube sesaat sebelum tinggal landas. Kamagi gunakan baju hijau pemberian dari ayahnya.

ROBERTUSSENJA.COM
‑ Dalamnya rasa cinta pada Anggraini Soepredjo (26) korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 membuat keluarga melakukan banyak hal. Sujono Soepredjo (46), ayah dari pramugari yang akrab dipanggil Anggi ini bahkan seolah tak mempedulikan kesehatan tak kenal lelah menunggu kepastian nasib anaknya. Saskia Tuhatenu (35) tante Anggi yang berada di Manado menyampaikan hal tersebut pada Tribun Manado, Senin (14/5).Tiap hari ia selalu kontak dengan keluarga yang berada di Jakarta untuk mendapat kepastian berita tentang Anggi.

"Bapak Sujono bahkan sampai menunggu hingga tengah malam ingin tahu kepastian identifikasi, tapi ternyata memang masih butuh waktu lama sekitar dua minggu," ujarnya. Meski demikian tetap saja Sujono bersama adik Anggi yang bungsu, Yudistira (baru lulus SMA) dan tente Anggi, Mimin Soepredjo berusaha mencari tahu berita terbaru tentang Anggi.

Selama di Jakarta, Sujono bersama keluarga tinggal di apartemen anaknya di Kemayoran. Menurut Saskia kakak iparnya tersebut masih tetap berada di Jakarta untuk menunggu informasi selanjutnya. Di Jakarta keluarga juga rutin melakukan doa bersama untuk keselamatan Anggi.

Sementara itu di kediaman keluarga besar Anggi di Jalan Samrat 4 Lingkungan 8 atau tepatnya di Lorong Gramedia juga dilaksanakan doa bersama. "Ada sekitar 50 orang keluarga dan kerabat dekat untuk mendoakan Anggi," katanya di sela‑sela kesibukan menyiapkan acara doa bersama.

Ia dan keluarga besar Anggi masih punya harapan besar akan keselamatan Anggi. Doa bersama tersebut untuk saling menguatkan sambil menunggu informasi terbaru. Doa bersama dipimpin oleh Imam Pondol Al Buchari.

Ronsen Gigi Susana Dicari

Korban lainnya Susana Famela Rompas, finalis Putri Indonesia dan alumnus Universitas Sam Ratulangi Manado juga masih belum teridentifikasi. Steven Edi sahabat korban kepada Tribun Manado menyampaikan proses identifikasi membutuhkan sekitar dua minggu. "Keluarga yang ada di RS Polri sia‑sia karena identifikasi masih butuh waktu lama, saat ini masih proses pengumpulan jenazah," ujarnya.

Untuk keperluan identifikasi selain DNA kedua orangtua Susana telah diambil, foto ronsen gigi Susana juga diminta untuk proses identifikasi. "Ini foto ronsen sedang dicari, saya dan teman‑teman lupa Susana di dokter mana periksa giginya," kata Steven. Meski demikian ia, teman‑teman dan keluarga terus berusaha untuk mencari foto ronsen gigi tersebut.

Menurutnya semua hal utuk didentifikasi diperlukan agar bisa mempercepat proses.

Sedangkan untuk prosesi pemakaman meski saat ini belum ada kepastian dan keluarga masih berharap Susana selamat, biaya ditanggung perusahaan. Rencananya pemakaman akan dilakukan di Bunta, Luwuk, Sulawesi Tengah. Namun masih menunggu identifikasi.
Mobil Susana Diambil

Mobil Susana yang terparkir di Bandara Halim Perdana Kusuma diambil Senin (14/5). Steven bersama keluarga Susana, perwakilan perusahaan dan sekuriti bandara bertemu dan melakukan proses pengambilan tersebut. "Mobil sudah kami ambil tadi disaksikan langsung sekuriti bandara dan tak jadi masalah. Untung STNK ada di dalam mobil, tidak terbawa saat terbang," katanya.

Kedua orangtua Susana menurut Steven masih berada di Jakarta tinggal di rumah saudara nya. Sempat juga menengok apartemen Susana di Jalan Sudirman Saat ini yang terpenting menurutnya proses identifikasi selesai baru melakukan tahapan lainnya.

No comments