Breaking News

Tragedi Sukhoi, DNA Audly Diambil untuk Identifikasi Ibunya


Foto Istimewa - Anggi bersama anaknya beberapa hari sebelum kecelakaan, untuk keperluan identifikasi, Audly Sahwan Buchari (2) diambil DNA-nya.

ROBERTUSSENJA.COM - Korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 buatan Rusia pada Rabu (6/5) lalu masih meninggalkan duka. Keluarga korban sudah pasrah dengan kecilnya kemungkinan para penumpang selamat apalagi setelah ditemukan belasan korban, Sabtu (12/5). Meski demikian keluarga korban tetap berusaha untuk mencari kepastian nasib korban.

Saskia Tuhatenu (35) tante Anggraini Soepredjo (Anggi) saat dihubungi Tribun Manado menyampaikan, Ayah Anggi, Sujono Soepredjo, Adik Anggi, Yudistira Soepredjo dan tante Anggi Mimin Soepredjo tetap menunggu kepastian identifikasi jenazah yang ditemukan. "Terakhir saya mendapat informasi sore tadi (Sabtu) disuruh pulang dulu besok pagi (sekarang) bisa kembali ke RS Polri, siapa tahu sudah ada kabar," ujarnya. Keluarga di Manado yang berada di Jakarta masih menunggu kepastian tersebut dan pagi hari akan kembali datang ke RS Polri untuk mencari kepastian.

Foto Istimewa - Anggi Pramugari Sky Aviation yang jadi korban kecelakaan Sukhoi Superjet 100.


Menurut Saskia pasrah dan keiklasan atas musibah tersebut sudah terpatri kuat di keluarga. Kemungkinan buruk atas nasib Anggi karena peristiwa tersebut telah bisa dipahami bersama, namun doa dipanjatkan tak pernah lepas. Sejak peristiwa terjadi keluarga besar Anggi melakukan Dzikir bersama secara rutin. "Rata-rata dzikir dua kali sehari, siang dan malam dilakukan keluarga dekat saja," katanya. Saat ini hanya doa terbaik untuk Anggi, bagaimanapun kondisi yang dialami semua diserahkan pada Tuhan yang Maha Kuasa.

Sementara itu terkait identifikasi, DNA keluarga telah diambil untuk keperluan identifikasi. Agar identifikasi lebih akurat maka DNA anak semata wayang Anggi, Audly Sahwan Buchari (2) yang diambil. Menurut Saskia DNA Audly sudah diambil sehari setelah kecelakaan pesawat. Ia berharap kejelasan nasib keponakannya bisa segera diketahui. Menurutnya perwakilan keluarga di Manado akan terus berada di jakarta hingga proses identifikasi selesai.

Foto Istimewa -Anggi

Sedangkan untuk kemungkinan buruk tentang kondisi Anggi terkait proses pemakaman belum dibicarakan. Menurut Saskia bila identifikasi telah selesai baru membicarakan proses pemakaman. "Belum tahu pasti, kalau sudah pasti baru dibicarakan, karena semua diserahkan suami dan orangtua Anggi. Kami belum tahu apakah nanti di Jakarta atau di Manado," katanya. Yang pasti prioritas utama adalah memastikan identifikasi dan harapan besar akan keselamatan Anggi masih tetap ada. Keluarga besar berharap Anggi masih selamat.

Bukan hanya keluarga Anggi yang menunggu kepastian, keluarga Steven Kamagi juga demikian. Putri pertama Steven Kamagi dari pernikahan yang pertama, Melisa Nia Tiwatu (21) juga mengharapkan kepastian akan nasib ayahnya. Setiap hari ia selalu bertanya pada kakek, nenek atau ibu tirinya di Jakarta terkait kepastian kondisi ayahnya. "Hingga sekarang (kemarin) keluarga belum mengetahui nasib pasti ayah saya," kata Nia. Kakek dan Neneknya masih di Jakarta untuk menunggu kepastian kabar tersebut, proses identifikasi untuk Steven Kamagi belum didapatkan.

"Kemungkinan buruk sudah kami sadari mengingat kondisi kecelakaan parah yang terjadi," jelasnya, Nia kemudian mengusap air matanya. Kenangan saat-saat bersama ayahnya masih terngiang jelas. Ia mengaku tak menyangka kondisi tersebut. Kemungkinan buruk sudah menurut Nia telah dibicarakan, awalnya ada rencana ayahnya akan dimakamkan di Tondano sebagai tempat asal. "Oma dan Opa berharap ayah saya dimakamkan di sini karena keluarga besar ada di sini. Tapi Tante Anna (ibu tiri Nia) ingin ayah saya dimakamkan saja di Jakarta," katanya. Ia menduga ibu tirinya ingin ayahnya dimakamkan di Jakarta agar lebih dekat dan mudah untuk menengok makam ayahnya nanti.

Steven memiliki empat anak, satu anak dari pernikahan pertama dan tiga anak dari pernikahan kedua. Keluarga besar terus menunggu kepastian nasib Steven dan berharap ada kejelasan dari peristiwa tersebut.

No comments